TV Aa Gym Bangkrut
BANDUNG - Da’i kondang KH Abdullah Gymnastiar atau lebih akrab
disapa Aa Gym, diuji lagi. Setelah tahun 2004 membubarkan salah satu
perusahaannya, MQNet yang bergerak di bisnis multi level marketing (MLM), kini
Aa Gym membubarkan satu lagi ladang bisnisnya.
Stasiun televisi yang didirikannya, Manajemen Qolbu TV (MQTV),
mengalami kebangkrutan. Enam puluh dari 63 karyawannya dikenai pemutusan
hubungan kerja (PHK).
Untuk kebutuhan uang pesangon mereka, Aa Gym terpaksa meminjam uang ke pihak lain sebesar Rp 1 miliar. Direktur Utama (Dirut) MQTV Dudung Abdul Ghani mengakui telah mem-PHK 60 karyawan sebagai langkah efisiensi.
Untuk kebutuhan uang pesangon mereka, Aa Gym terpaksa meminjam uang ke pihak lain sebesar Rp 1 miliar. Direktur Utama (Dirut) MQTV Dudung Abdul Ghani mengakui telah mem-PHK 60 karyawan sebagai langkah efisiensi.
"Aa Gym akan membantu membayarkan pesangon para karyawan
yang di-PHK, tapi bukan uang Aa. Aa nanti pinjam ke luar atas nama Aa sebesar
Rp 1 miliar," ungkapnya, Senin (20/10).
Dudung mengakui proses PHK saat ini belum tuntas karena
terhambat uang pesangon. Karena itulah perlu bantuan Aa Gym dengan mencari
pinjaman uang Rp 1 miliar.
Dengan kucuran dana Aa Gym, kata Dudung, pembayaran pesangon akan bisa dilunasi pada awal November mendatang. Ketika ditanya apakah MQTV nantinya sanggup melunasi uang pinjaman Rp 1 miliar itu, Dudung menyatakan pihaknya akan melunasinya. "Kami yakin bisa melunasinya," kata Dudung.
Dengan kucuran dana Aa Gym, kata Dudung, pembayaran pesangon akan bisa dilunasi pada awal November mendatang. Ketika ditanya apakah MQTV nantinya sanggup melunasi uang pinjaman Rp 1 miliar itu, Dudung menyatakan pihaknya akan melunasinya. "Kami yakin bisa melunasinya," kata Dudung.
Sebelumnya, didapat kabar MQTV mengalami kesulitan finansial.
Sekitar 90 karyawannya di-PHK sejak September lalu. Namun jumlah karyawan
ter-PHK itu dibantah Dudung. Menurut dia, jumlah karyawan MQTV hanya 63 orang,
60 di antaranya masuk daftar PHK. Dengan tiga karyawan sisanya, MQTV tetap akan
mengudara mulai pukul 12.00 sampai 21.00 WIB dengan menyajikan program-program
lama yang diputar ulang.
Menurut Dudung, pihaknya mendapatkan teguran dari KPID karena
menghentikan siaran. "Jika tak siaran, kanalnya terancam diisi orang lain, makan ya kami
berupaya terus siaran," ujarnya. Sebelumnya MQTV siaran sejak pukul 09.00
hingga 22.00 WIB. Stasiun televisi ini mengudara sejak 28 Oktober 2003 lalu
Kabar adanya PHK karyawan MQTV juga dibenarkan adik kandung Aa
Gym, Abdurrahman Yuri atau biasa dipanggil Aa Deda. Namun untuk lebih detilnya,
Aa Deda meminta agar menghubungi Dudung Abdul Gani.
Dihubungi melalui telepon, Senin malam, Aa Deda membantah
perusahaan Aa Gym secara keseluruhan telah bangkrut. Menurut dia, beberapa
perusahaan AA Gym yang lain saat ini masih berjalan seperti biasa. "Bahkan
produksinya kini meningkat," katanya.
Aa Deda mengatakan, tahun 2004 lalu Aa Gym membubarkan salah satu perusahaannya yaitu MQNet. "Tapi setelah itu tidak ada lagi (perusahaan yang dibubarkan). Perusahaan-perusahaan yang lain seperti MQ S (penerbitan) dan MQ Multimedia (production house) masih berjalan dengan baik. Tidak ada perusahaan yang akan dibubarkan lagi," paparnya.
Aa Deda mengatakan, tahun 2004 lalu Aa Gym membubarkan salah satu perusahaannya yaitu MQNet. "Tapi setelah itu tidak ada lagi (perusahaan yang dibubarkan). Perusahaan-perusahaan yang lain seperti MQ S (penerbitan) dan MQ Multimedia (production house) masih berjalan dengan baik. Tidak ada perusahaan yang akan dibubarkan lagi," paparnya.
Aa Dida menuturkan, pembubaran semua perusahaan yang dibentuk Aa
Gym hanya isu semata. "Alhamdulillah perusahaan yang lain masih
berjalan," katanya.
Menurut Dudung, pada saat masa jaya, MQTV memiliki jumlah karyawan sampai 90 orang. Dari jumlah itu kemudian menyusut menjadi 83, dan berkurang lagi menjadi 63. "Lalu dari 63 ini, kami PHK 60 orang," ujarnya.
Menurut Dudung, pada saat masa jaya, MQTV memiliki jumlah karyawan sampai 90 orang. Dari jumlah itu kemudian menyusut menjadi 83, dan berkurang lagi menjadi 63. "Lalu dari 63 ini, kami PHK 60 orang," ujarnya.
Menurutnya, PHK dilakukan untuk efisiensi perusahaan, karena
bisnis MQTV sedang menurun. "TV muslim yang kami gunakan sebagai televisi
publik ternyata kurang mendapatkan respons," tuturnya.
Ke depan, kata dia, MQTV akan dikembangkan menjadi TV dengan
segmen yang luas. "Sekarang terlalu segmentif. Tetapi kita tetap
sebagai televisi muslim, tapi nanti program siarannya akan kita efisiensikan.
Kita juga akan libatkan masyarakat atau pemirsa yang memiliki program siaran
untuk menayangkannya di MQTV," tutur Dudung.
Tak hanya itu, perusahaan pun akan melakukan efisiensi sumber daya manusia (SDM). "Kami nantinya akan melibatkan pekerja outsourcing," katanya.
Tak hanya itu, perusahaan pun akan melakukan efisiensi sumber daya manusia (SDM). "Kami nantinya akan melibatkan pekerja outsourcing," katanya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar