NERACA PEMBAYARAN
Segala transaksi yang dilakukan oleh suatu negara dalam hubungn ekonominya dengan negara lain baik berupa barang, jasa, maupun dana dicatat secara sistematik di dalam suatu daftar atau catatan yang disebut Neraca Pembayaran Internasional. Kadang disingkat menjadi Naraca Pembayaran (balance of payment). Komponen atau unsur yang lebih spesifik di dalam sebuah neraca pembayaran internasional, yakni ekspor – impor dan utang luar negeri.
Suatu neraca pembayaran internasional terdiri atas beberapa unsur neraca – neraca parsial yang cakupannya lebih spesifik atau terbatas. Unsur – unsur yang dimaksud adalah neraca perdagangan (trade balance); transaksi berjalan (current account); neraca modal (capital account), serta tiga ayat yang bukan berupa neraca yaitu SDR, selisih perhitungan, dean cadangan devisa. Berikut contoh struktur sebuah neraca pembayaran internasional secara ringkas atau hipotetis.
|
Keterangan Unsur dan Ayat Neraca Nilai |
A. Transakasi Berjalan (current account) -1.000 [A]
1. Barang 2.000 [A1]
a. Ekspor 7.000 [A1a]
b. Impor 5.000 [A1b]
2. Jasa – jasa -3.000 [A2]
a. Terima 6.000 [A2a]
b. Bayar 9.000 [A2b]
B. Lalu Lintas Modal atau Neraca Modal
(capital account)
1. Pemerintah 800 [B1]
a. Masuk 1.800 [B1a]
b. Keluar 1.000 [B1b]
2. Swasta 1.500 [B2]
a. Masuk 2.700 [B2a]
b. Keluar 1.200 [B2b]
C. Special Drawing Rights (SDR) 700 [C]
D. Jumlah (A+B+C) 2.000 [D]
E. Selisih Perhitungan (errors and omissions) -1.250 [E]
F. Lalu Lintas Moneter atau Cadangan Devisa
(accomodating transactions) 750 [F]
Kode di dalam tanda [.] melambangkan unsur/ayat yang bersesuaian
Neraca perdagangan terdiri atas ekspor dan impor barang. Nerca perdagangan akan surplus apabila nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor. Dengan kata lain, [A1] = [A1a] – [A1b]. Apabila nilai barang yang kita beli dari luar negeri [A1b] lebih besar daripada nilai barang yang kita beli dari pihak luar negeri [A1a], maka neraca perdagangan [1] akan defisit. Komponen kedua di dalam nerca pembayaran adalah neraca jasa, berunsurkan penerimaan dari jasa dan pengeluaran atas jasa, atau [A2] = [A2a] – [A2b]. Neraca jasa yang negatif mencerminkan penerimaan dari luar negeri atas jasa yang kita hasilkan lebih kecil daripada pembayaran yang kita lakukan atas jasa orang asing. Komponen ketiga adalah transaksi berjalan. Transaksi berjalan sering juga disebut necara barang dan jasa. Jadi, [A] = [A1] + [A2]. Transaksi berjalan akan surplus apabila neraca perdagangan dan neraca jasa kedua–duanya positif, atatu surplus neraca perdagangan lebih besar daripada defisit neraca jasa. Sebaliknya, ia akan defisit jika baik secara neraca perdagangan maupun neraca jasa sama–sama ngatif, atau surplus neraca perdagangan lebih kecil daripada defisit neraca jasa.
Komponen berikutnya ialah nerca modal, menggambatkan lalu lintas modal masuk dan keluar suatu negara, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Arus modal masuk bisa terjadi karena investasi langsung pihak asing, menerima pinjaman luar negeri, menerima angsuran pokok dan bunga atas pinjaman yang pernah diberikan kepda pihak asing. Arus modal keluar ialah jika yang terjadi sebaliknya. Jumlah nilai transaksi berjalan [A] dengan nilai nerca modal [B] dan SDR [C], yakni [D], pada dasarnya mencerminkan “omzet” neraca pembayaran. Ayat selisih perhitungan yang terjadi di dalam pencatatan neraca pembayaran. Etrsirat di dalamnya nilai berbagai transaksi ilegal yang tidak terdeteksi namun menimbulkan arus barang serta uang masuk dan keluar suatu negara.
Surplus dan defisitnya neraca pembayaran internasional suatu negara terlihat melalui ayat [F], lalu lintas moneter atau cadangan devisa, yaitu [D] dikurang [E]. Angka pada ayat ini melambangkan saldo neto neraca pembayaran. Apabila pertanda negatif, hal itu mencerminkan kenaikan cadangan devisa, nercaca pembayaran surplus. Sebaliknya jika angka pada ayat [F] ini bertanda positif, ia mencerminkan penurunan cadangan devisa. Dengan kata lain neraca pembayaran defisit.
sumber : Dumairy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar