Minggu, 21 Oktober 2012

softskill bahasa indonesia 1


BAHASA SEBAGAI LAMBANG NEGARA

Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh dari sebuah sistem komunikasi yang kompleks. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut denganlinguistik. Hal yang tidak mungkin untuk mengetahui secara tepat berapa banyak bahasa yang ada di dunia, dan jumlahnya bergantung kepada suatu perubahan sembarang antara perbedaan bahasa dan dialek. Namun, perkiraan beragam antara sekitar 6.000-7.000 bahasa. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tapi setiap bahasa dapat disandikan ke dalam media kedua menggunakan auditori, visual atau taktil stimuli, sebagai contoh dalam tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia adalah modalitas-independen. Bila digunakan sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat belajar dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut, atau sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut.
Kata bahasa Inggris "language" diturunkan dari Indo-Eropa "lidah”, perkataan, bahasa" lewat Bahasa latin lingua, "bahasa, lidah", dan Prancis Tua langage"bahasa". Kata tersebut terkadang digunakan untuk mengacu pada kodesandi dan bentuk lain dari sistem komunikasi yang dibentuk secara artifisial seperti yang digunakan pada pemrograman komputer. Makna bahasa dalam hal ini adalah suatu sistem dari isyarat untuk menyandikan dan menterjemahkan informasi. Artikel ini secara khusus tentang properti-properti dari bahasa alami manusia sebagaimana yang dipelajari dalam disiplin ilmu linguistik.
Sebagai objek dari ilmu linguistik "bahasa" memiliki dua makna dasar: bahasa sebagai konsep abstrak, dan "sebuah bahasa" (sebuah sistem linguistik spesifik, contohnya "bahasa Prancis"). Linguis dari Swiss Ferdinand de Saussure, yang mendefinisikan ilmu modern dari linguistik, pertama kali dengan jelas memformulasikan perbedaannya, menggunakan kata Prancis langage untuk bahasa sebagai sebuah konsep dan langue sebagai suatu instansi spesifik dari sebuah sistem bahasa, dan parole untuk penggunaan konkret dari perkataan dalam suatu bahasa tertentu.
Bila berbicara mengenai bahasa sebagai konsep umum, beberapa definisi berbeda dapat digunakan yang menekankan aspek yang berbeda dari fenomena tersebut. Definisi tersebut juga memerlukan pendekatan dan pemahaman berbeda tentang bahasa, dan mereka memberikan kajian teori linguistik yang berbeda dan terkadang bertentangan.
Kemampuan mental, organ atau insting
Salah satu definisi melihat bahasa pada pokoknya sebagai kemampuan mental yang membuat manusia dapat menggunakan perilaku linguistik: untuk belajar bahasa dan menghasilkan dan memahami penyebutan. Definisi ini menekankan keuniversalan bahasa untuk semua manusia dan dasar biologis dari kapasitas manusia terhadap bahasa sebagai perkembangan yang unik dari otak manusia. Pandangan bahwa dorongan untuk akuisisi bahasa adalah lahiriah pada manusia didukung oleh fakta bahwa semua anak yang normal secara kognitif dibesarkan di dalam suatu lingkungan di mana bahasa dapat diakses akan memperolah bahasa tanpa instruksi formal. Bahasa bahkan secara spontan berkembang dalam lingkungan di mana orang hidup atau tumbuh bersama tanpa suatu bahasa umum, sebagai contohnya dalam kasus bahasa kreol, dan kasus perkembangan bahasa isyarat secara spontan seperti pada Bahasa Isyarat Nikaragua. Pandangan ini yang dapat dilihat sebagai sebuah pandangan terhadap bahasa masa lalu oleh Kant danDescartes sering memahami bahasa secara garis besar merupakan bawaan lahir, sebagai contoh dalam teori Tata bahasa universal dari Chomsky, atau teori ekstrim lahiriah dari seorang filsuf Amerika Jerry Fodor. Definisi semacam ini sering diaplikasikan oleh orang yang mempelajari bahasa lewat kerangka ilmu kognitif dan dalam neurolinguistik.
Sistem simbolik formal
Definisi lain melihat bahasa sebagai sebuah sistem formal dari isyarat-isyarat yang diatur oleh aturan-aturan kombinasi tata-bahasa untuk mengkomunikasikan suatu makna. Definisi ini menekankan fakta bahwa bahasa manusia dapat dijelaskan sebagai sistem terstruktur tertutup yang terdiri dari aturan-aturan yang menghubungkan isyarat tertentu terhadap makna tertentu. Pandangan strukturalis terhadap bahasa pertama kali diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure , dan strukturalisme-nya tetap menjadi fondasi terhadap hampir semua pendekatan terhadap bahasa pada masa sekarang.
Beberapa pendukung pandangan bahasa ini telah menyarankan sebuah pendekatan formal yang mempelajari struktur bahasa dengan mengidentifikasi elemen-elemen dasarnya dan kemudian memformulasikan penjelasan formal dari aturan-aturannya berdasarkan pada elemen-elemen mana yang digabungkan untuk membentuk kata-kata dan kalimat. Pendukung utama dari teori tersebut yaitu Noam Chomsky, pencetus teori generatif tata-bahasa, yang telah mendefinisikan bahasa sebagai sebuah kumpulan kalimat yang dapat dihasilkan dari sekumpulan aturan tertentu. Chomsky menganggap aturan-aturan tersebut merupakan suatu fitur lahiriah dari otak manusia, dan untuk membentuk esensi dari bahasa itu sendiri.[11] Definisi formal dari bahasa umumnya digunakan dalam logika formal, dan dalam formal teori-teori tata-bahasa dan dalam penerapan linguistik komputasi.
Alat untuk komunikasi
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c6/ASL_family.jpg/250px-ASL_family.jpg
Dua pria dan seorang wanita sedang bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat Amerika.
Definisi lain dari bahasa adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial dari bahasa dan fakta bahwa manusia menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk memanipulasi objek dalam lingkungannya. Teori fungsional tata bahasa menjelaskan struktur tata-bahasa lewat fungsi komunikatifnya, dan memahami struktur tata-bahasa dari bahasa sebagai hasil dari proses adaptif dimana tata-bahasa telah "disesuaikan" untuk melayani kebutuhan komunikatif penggunanya.
Pandangan terhadap bahasa ini berhubungan dengan kajian bahasa dalam kerangka pragmatiskognitif, dan kerangka interaksional, serta dalam sosial-linguistik dan linguistik antropologi. Teori-teori fungsionalis condong mempelajari tata-bahasa sebagai sebuah fenomena dinamis, sebagai suatu struktur yang selalu dalam proses perubahan saat mereka digunakan oleh para pembicaranya. Pandangan ini menyebabkan kajian linguistik tipologi menjadi penting, klasifikasi dari bahasa-bahasa menurut fitur strukturalnya, karena ia dapat memperlihatkan bahwa proses-proses dari gramatikalisasi condong mengikuti lintasan yang sebagian bergantung bergantung pada tipologi. Dalam filsafat bahasa pandangan ini sering dikaitkan dengan karya terakhir Wittgenstein dan dengan filsuf bahasa umum seperti G. E. MoorePaul GriceJohn Searle dan J. L. Austin.
Apa yang membuat bahasa manusia unik
Bahasa manusia unik bila dibandingkan dengan bentuk lain komunikasi, seperti yang digunakan oleh hewan selain-manusia. Sistem-sistem komunikasi yang digunakan oleh hewan-hewan lain seperti lebah atau kera selain-manusia adalah sistem tertutup yang terdiri dari sejumlah kemungkinan terbatas yang dapat diekspresikan.
Sebaliknya bahasa manusia adalah tanpa-tutup dan produktif, yang berarti membolehkan manusia untuk menghasilkan sekumpulan pengucapan tak terbatas dari sekumpulan elemen terbatas, dan untuk membuat kata-kata dan kalimat baru. Hal ini dapat kita lakukan karena bahasa manusia didasarkan pada suatu kode ganda, di mana sejumlah elemen-elemen tanpa arti yang terbatas (seperti suara, huruf atau isyarat) dapat digabungkan untuk membentuk unit-unit makna (kata-kata atau kalimat).  Lebih lanjut simbol-simbol dan aturan tata-bahasa dari setiap bahasa tertentu pada umumnya berubah-ubah, yang berarti bahwa sistem tersebut hanya dapat dipelajari lewat interaksi sosial. Sistem komunikasi yang diketahui yang digunakan pada hewan, pada sisi lain, hanya dapat mengekspresikan sejumlah pengucapan yang pada umumnya berpindah secara genetis.
Beberapa spesies hewan telah dibuktikan mampu memperoleh bentuk-bentuk komunikasi lewat pembelajaran sosial, seperti Bonobo Kanzi yang belajar mengekspresikan dirinya sendiri menggunakan sekumpulan leksigram simbolis. Demikian juga banyak spesies burung dan paus mempelajari suara-suara mereka dengan meniru anggota lain dari spesies mereka. Namun walau beberapa hewan bisa memperoleh sejumlah kata-kata dan simbol, tidak ada yang bisa mempelajari lebih banyak isyarat-isyarat yang berbeda yang secara umum diketahui oleh seorang manusia berumur rata-rata empat tahun, tidak juga ada yang mampu memperoleh sesuatu yang menyerupai tata-bahasa kompleks seperti pada bahasa manusia.
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesiaberbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang KabinetRepublik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.



http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa